logo Kompas.id
NusantaraDi Bawah Ancaman Merkuri dan...
Iklan

LIMBAH BERACUN

Di Bawah Ancaman Merkuri dan Sianida

Selama bertahun-tahun, masyarakat di kawasan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hidup di bawah ancaman merkuri dan sianida. Bahan beracun dan berbahaya tersebut berkelindan dengan keseharian mereka.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU/IRENE SARWINDANINGRUM/HARRY SUSILO
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/7TG4z6jaHft7fEmwFNqrCZo-7Ic=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2FPengolahan-Emas-Mekar-Mukti-1_1602152014.jpeg
KOMPAS/HARRY SUSILO

Warga menunjukkan merkuri yang digunakan untuk mengolah emas di pekarangan rumahnya di Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang masuk kawasan Taman Bumi Ciletuh-Palabuhanratu, Rabu (2/9/2020). Pengolahan emas rumahan yang menggunakan merkuri dan sianida banyak ditemukan di permukiman warga di Ciletuh. Padahal, merkuri dan sianida masuk dalam kategori bahan berbahaya dan beracun.

Selama bertahun-tahun, masyarakat di kawasan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hidup di bawah ancaman merkuri dan sianida. Bahan-bahan beracun itu berpotensi menyatu dengan air yang diminum, ikan yang dimakan, atau udara yang dihirup.

”Tak, tak, tak, tak, tak, tak!” Bunyi batuan yang dihantam palu itu makin lama semakin lantang. Tangan Ani Mariani (41) yang menggenggam palu semakin keras memukul batu-batuan yang terhampar di halaman rumahnya di Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Rabu (2/9/2020) siang.

Editor:
Harry Susilo
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan
Terpopuler