KOMODITAS KARET
Hilirisasi Karet Mendesak Diterapkan
Hilirisasi komoditas karet di Sumsel mendesak dilakukan menyusul makin terpuruknya harga karet petani akibat ekspor yang turun selama pandemi korona. Sebanyak 99 persen produk karet Sumsel diekspor.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F20161108RAM06.jpg)
Sejumlah bokar karet ditimbang di Pasar Cinta Kasih, Kecamatan Belimbing, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (8/11/2016). November tahun itu, harga karet di kelompok tani Sumsel meningkat di angka Rp 7.300 per kg, lebih tinggi dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya, yakni Rp 6.800 per kilogram.
PALEMBANG, KOMPAS — Hilirisasi komoditas karet mendesak dilakukan menyusul terpuruknya harga karet akibat turunnya ekspor selama pandemi Covid-19. Dari 800.000 ton karet yang dihasilkan di Sumatera Selatan per tahun, sekitar 99 persen di antaranya untuk pasar ekspor.
Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex K Eddy, Kamis (25/6/2020), mengatakan, ada beberapa negara yang sudah membuka kembali keran ekspor, seperti China, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa. Hanya saja, jumlahnya belum signifikan. ”Perekonomian di negara tersebut belum sepenuhnya pulih,” ucapnya.