logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บTak Ada Niat Kami Menari di...
Iklan

Tak Ada Niat Kami Menari di Atas Penderitaan Orang Lain

Penanganan pandemi Covid-19 di Sulawesi Selatan menghadapi batu sandungan. Tudingan ambil untung di tengah pandemi kini jadi taruhan kepercayaan pada pemerintah dan tenaga kesehatan. Edukasi dan transparansi jadi kunci.

Oleh
Reny Sri Ayu
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/x_8fWze-h5juswcNfmv3wk-kfEM=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2FTolak-Tes-Cepat_89720123_1591545444.jpg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Spanduk penolakan dipasang warga di ujung gang di Jalan Cumi-cumi, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6/2020).

Lebih dari sepekan terakhir, Makassar diramaikan gelombang protes dari warga yang menolak tes cepat. Protes mewujud dalam bentuk pengusiran tenaga kesehatan, spanduk berisi kalimat penolakan yang dipasang di gerbang permukiman, ujung jalan, dan gang. Sebagian menambah portal berupa bambu dan balok hingga pagar besi.

Hampir bersamaan  dengan protes ini, aksi penjemputan paksa jenazah berstatus PDP dilakukan keluarga di sejumlah rumah sakit. Persoalan kemudian muncul saat hasil usap tenggorokan pasien meninggal tersebut dinyatakan positif.  Kluster jenazah menjadi ancaman di depan mata.

Editor:
nelitriana
Bagikan