logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊDalam Konflik Agraria di...
Iklan

Dalam Konflik Agraria di Kalteng, Kelompok Perempuan Paling Terdampak

Perempuan menjadi kunci ketahanan pangan keluarga di masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah. Namun, tingginya deforestasi dan konflik agraria membuat perempuan kehilangan akses dalam memanfaatkan alam untuk pangan.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wVu4Fm0lGAOAo53roVKpUrvS0Q0=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F2019%2F01%2F46%2F45d%2F20190126IDO_Kinipan+%281%29JPG%2F20190126IDO_Kinipan+%281%29SILO.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Seorang ibu, warga Kinipan, Lamandau Kalimantan Tengah menanam kembali lahan yang sudah dibuka perusahaan sawit pada Sabtu (19/1/2019). Hal itu dilakukan sebagai bentuk melawan deforestasi. Ia menanam tanaman yang biasa digunakan untuk memasak oleh ibu-ibu di Kinipan.

PALANGKARAYA, KOMPAS – Bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah, perempuan merupakan kunci ketahanan pangan keluarga. Namun, tingginya deforestasi dan konflik agraria membuat perempuan kehilangan akses dalam memanfaatkan hutan untuk pangan.

Hal itu terungkap dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Bentala Rakyat dengan tema Konflik Perkebunan Sawit di Kalimantan Tengah pada Kamis (21/5/2020).

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan