logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊDi Balik Konsumsi Satwa Liar...
Iklan

Di Balik Konsumsi Satwa Liar di Minahasa, Penyakit Menular Mengintai

Perilaku konsumsi daging satwa liar seperti kelelawar, rodensia, dan primata di Minahasa, Sulawesi Utara, memaparkan manusia pada risiko infeksi penyakit zoonotik yang ditularkan oleh hewan. Konsumsi berlebihan tidak hanya mengancam kepunahan populasi satwa terkait, tetapi juga biota lain dalam ekosistem.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/98EXWs8wT_ZAFIfTPqoKgRcu6eU=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F20190811WEN_Esai-Pesta-Makan-Tomohon9_1565670563.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Kelelawar atau paniki yang telah dibakar dan dijual untuk diolah kembali di Pasar Beriman, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Sabtu (10/8/2019). Paniki menjadi salah satu makanan favorit saat perayaan ucapan syukur. Semakin langka jenis gading yang dimasak menjadi keunikan dan buruan tamu yang datang saat pesta.

MINAHASA, KOMPAS – Perilaku konsumsi daging satwa liar seperti kelelawar, rodensia, dan primata di Minahasa, Sulawesi Utara, memaparkan manusia pada risiko infeksi penyakit zoonotik yang ditularkan oleh hewan. Konsumsi berlebihan tidak hanya mengancam kepunahan populasi satwa terkait, tetapi juga biota lain dalam ekosistem.

Demikian hasil penelitian tentang potensi penyakit zoonosis di Minahasa oleh PREDICT-Indonesia yang disponsori Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Penelitian ini melibatkan Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor University (PSSP IPB University) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta.

Editor:
agnespandia
Bagikan