logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€Ί36.000 Anak Balita Rawan Gizi ...
Iklan

36.000 Anak Balita Rawan Gizi Buruk, Jakarta Intervensi Tengkes Sedini Mungkin

Jakarta kota yang heterogen sehingga komitmen dan kolaborasi menjadi penting dalam mengatasi tengkes. Jauh lebih baik memantau tumbuh kembang sejak lahir agar bayi tidak tengkes.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
Seorang kader posyandu mengukur tinggi badan seorang anak balita saat menjalani pemeriksaan bulanan di Posyandu RW 005 Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (14/2/2023). Pembagian gizi tambahan diberikan untuk mengurangi prevalensi tengkes. Pemerintah menargetkan anak usia balita bebas dari tengkes pada 2030.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Seorang kader posyandu mengukur tinggi badan seorang anak balita saat menjalani pemeriksaan bulanan di Posyandu RW 005 Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (14/2/2023). Pembagian gizi tambahan diberikan untuk mengurangi prevalensi tengkes. Pemerintah menargetkan anak usia balita bebas dari tengkes pada 2030.

JAKARTA, KOMPAS - Terdata 36.000 anak balita rawan gizi dan stunting atau tengkes di Jakarta. Data itu berdasarkan pengukuran berat dan tinggi badan terhadap 250.000 anak balita dari 457.000 anak balita sasaran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun mengupayakan intervensi sedini mungkin agar anak balita rawan gizi segera tertangani dan tidak sampai tengkes.

Intervensi lain yang digulirkan ialah pemberian bantuan vitamin tambahan, gizi tambahan melalui posyandu, dan pangan murah bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar. Upaya-upaya tersebut agar prevalensi tengkes Jakarta sebesar 14,8 persen (Survei Status Gizi Indonesia 2022) bisa turun ke 13,5 persen pada 2024.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan