logo Kompas.id
MetropolitanPerbudakan Modern...
Iklan

Perbudakan Modern Menggelinding di Perkotaan

Sebagian PRT diabaikan perannya dalam keluarga, bahkan diperlakukan sebagai ”budak” oleh sesama manusia lainya. PRT yang diksinya masih sering disebut dengan ”pembantu” menempatkan mereka dalam posisi tertindas.

Oleh
ERIKA KURNIA DAN FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
· 1 menit baca
Konferensi pers kasus kekerasan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) di kawasan Simprug, Jakarta Selatan, oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya di Jakarta, Rabu (14/12/2022). Delapan orang yang terdiri dari tiga anggota keluarga dan lima PRT menjadi tersangka karena kekerasan yang dilakukan terhadap PRT berinisial SHK (23) asal Pemalang, Jawa Tengah.
HUMAS POLDA METRO JAYA

Konferensi pers kasus kekerasan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) di kawasan Simprug, Jakarta Selatan, oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya di Jakarta, Rabu (14/12/2022). Delapan orang yang terdiri dari tiga anggota keluarga dan lima PRT menjadi tersangka karena kekerasan yang dilakukan terhadap PRT berinisial SHK (23) asal Pemalang, Jawa Tengah.

Kasus penyiksaan oleh majikan terhadap pekerja rumah tangga di perkotaan masih saja berulang. Seperti gumpalan salju yang bergelinding menuruni lereng, fenomena ini seakang tak terbendung. Pekerja yang kerap termarjinalkan di perkotaan ini pun semakin banyak menjadi korban.

Mengutip teori bowling alone yang dicetuskan Robert David Putnam, ilmuwan politik dan kebijakan publik asal Amerika Serikat, masyarakat modern layaknya bola boling yang menggelinding sendirian. Kasus penganiayaan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) menjadi contoh telah terjadi erosi kepedulian sosial masyarakat kita terhadap sesama individu.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan