Grafikota
Potret Pekerja Anak Indonesia
Lima tahun terakhir angka pekerja anak di Indonesia mengalami stagnasi dengan rata-rata 6,8 persen
Menurut Global Childhood Report, selama lima tahun terakhir angka pekerja anak di Indonesia mengalami stagnasi dengan rata-rata 6,8 persen. Meskipun tergolong rendah menurut kategori Save the Children, kondisi pekerja anak tersebut tetap memprihatinkan karena menjadi salah satu indikator hilangnya masa kanak-kanak.
Realitas menyangkut generasi muda ini semakin mengkhawatirkan dengan masih besarnya angka pekerja anak di sejumlah daerah. Ada tak kurang dari 18 provinsi yang memiliki angka persentase pekerja anak lebih tinggi dari rata-rata nasional. Tiga daerah di posisi teratas, yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara (13,89 persen), Sulawesi Barat (13,45 persen), dan Papua (13,39 persen).
Berdasarkan karakter wilayah, pekerja anak di perdesaan jumlahnya dua kali lipat dibandingkan di perkotaan. Sebanyak empat dari sepuluh anak bekerja di sektor jasa (43,61 persen) dan pertanian (38,38 persen). Sementara enam dari sepuluh pekerja anak tersebut statusnya masih bersekolah, artinya anak memikul beban ganda, di samping bersekolah juga memiliki tanggung jawab ekonomi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 12 dengan judul "Potret Pekerja Anak Indonesia".
Baca Epaper Kompas