logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊPembatasan Sosial Membawa...
Iklan

Pembatasan Sosial Membawa Jakarta Keluar dari Kota Termacet

Analisis data mengungkapkan penurunan drastis ini karena adanya kebijakan bekerja dan bersekolah dari rumah, serta pembatasan operasional angkutan umum.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/itfKDY3xU4HrhF0ilHV4HbnyIUk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20200410AGS25_1609146912.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto aerial lalu lintas lengang di jalan tol dalam kota dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (10/4/2020). Berkat pembatasan sosial selama 2020, kinerja lalu lintas di Ibu Kota menurun dan untuk pertama kalinya Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia versi TomTom Index.

JAKARTA, KOMPAS - Pertama kalinya dalam beberapa dekade Jakarta keluar dari daftar sepuluh besar kota termacet dunia versi indeks lalu lintas dari lembaga statistik transportasi global, TomTom. Prestasi ini berkat pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB sepanjang tahun 2020 demi menangani pandemi Covid-19. Sembari menunggu pandemi bisa diatasi, ini kesempatan baik bagi pemerintah lintas daerah untuk membenahi kehidupan perkotaan warga.

Berdasarkan Indeks TomTom, pada tahun 2020 kemacetan Jakarta menduduki peringkat ke-31. Tahun-tahun sebelumnya Jakarta selalu berada di kategori sepuluh besar. Persentase kemacetan 2020 adalah 36 persen, artinya jika dibandingkan dengan angka kemacetan di tahun 2019 ada penurunan 17 persen.

Editor:
nelitriana
Bagikan