logo Kompas.id
›
Kesehatan›Minimnya Deteksi Hambat...
Iklan

Minimnya Deteksi Hambat Pengobatan TBC Resistan pada Anak

Berbagai tantangan dijumpai dalam penanganan pada anak dengan TB resisten. Obat yang dikonsumsi oleh anak dengan TB resisten merupakan obat orang dewasa yang ditakar sesuai dosis yang dibutuhkan.

Oleh
Deonisia Arlinta
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/B8yMqQxeSqc34Wwbb1-hDhFzBUA=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2FDSC_4773-01_1555937323.jpg
KOMPAS/ZULKARNAINI

Ilustrasi:  Istri Plt Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati, memberikan semangat untuk anak penderita TBC yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh, pada 22 April 2019.

JAKARTA, KOMPAS — Kasus tuberkulosis (TBC) yang resistan terhadap obat belum teratasi secara optimal, termasuk yang terjadi pada anak. Minimnya kesadaran deteksi dini menjadi penyebabnya sehingga pengobatan yang diberikan pun terlambat.

The Stop TB Partnership’s Global Drug Facility (GDF) memperkirakan, ada sekitar 1,1 juta anak usia di bawah 15 tahun menderita TBC tahun 2016. Dari jumlah itu diperkirakan 32.000 anak menderita TBC resistan. Namun, hanya sekitar 5 persen yang sudah terdiagnosis dan menerima perawatan dengan 50 anak di antaranya berada di Indonesia.

Editor:
hamzirwan
Bagikan