logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊMengenal Geng El Nino, La...
Iklan

Mengenal Geng El Nino, La Nina, dan IOD yang Bikin Geger Beras

Anomali iklim akan terus berdampak pada produksi beras nasional. Produksi beras diproyeksikan dapat menurun menjadi 29,23 juta ton pada 2030 dan 25,39 juta ton pada 2045.

Oleh
M PASCHALIA JUDITH J, MELATI MEWANGI, MARGARETHA PUTERI ROSALINA
Β· 1 menit baca
Dasar sungai yang melintasi bawah Jembatan Pasanggrahan di Jalan Terisi-Cikedung, Indramayu, Jawa Barat, tampak kering, Senin (13/11/2023). Di sisi sungai itu terhampar sawah yang juga kering dan tampak tak terairi.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J

Dasar sungai yang melintasi bawah Jembatan Pasanggrahan di Jalan Terisi-Cikedung, Indramayu, Jawa Barat, tampak kering, Senin (13/11/2023). Di sisi sungai itu terhampar sawah yang juga kering dan tampak tak terairi.

Apitan duet Samudra Pasifik dan Samudra Hindia membuat Indonesia tak lepas dari geng anomali iklim. Beragam anomali itu terbentuk dari interaksi antara lautan dan atmosfer di samudra lepas. Imbasnya, curah hujan di Tanah Air dapat bertambah atau berkurang secara ekstrem sehingga memengaruhi pola tanam padi.

Pada Agustus 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan, fenomena El Nino diprediksi akan berkembang sepanjang semester II-2023. Tak hanya El Nino, BMKG juga memprediksi fenomena Dipol Samudra India (Indian Ocean Dipole/IOD) positif akan bertahan hingga akhir 2023.

Editor:
MARGARETHA PUTERI ROSALINA
Bagikan