logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊWFH Belum Kurangi Polusi Udara...
Iklan

WFH Belum Kurangi Polusi Udara Jabodetabek

WFH tidak berpengaruh menurunkan polusi udara Jabodetabek. Tingkat polutan debu partikulat 2,5 mikron (PM 2,5) dan gas nitrogen dioksida (NO2) justru meningkat.

Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI, ALBERTUS KRISNA, MARGARETHA PUTERI ROSALINA
Β· 1 menit baca
Karyawan mengenakan masker melintasi jalur pedestrian di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2023). Masyarakat dapat melakukan sejumlah cara untuk meminimalkan pajanan polusi udara, seperti mengurangi aktivitas di luar ruangan, menghindari aktivitas fisik berat di luar ruang, dan memakai masker.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Karyawan mengenakan masker melintasi jalur pedestrian di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2023). Masyarakat dapat melakukan sejumlah cara untuk meminimalkan pajanan polusi udara, seperti mengurangi aktivitas di luar ruangan, menghindari aktivitas fisik berat di luar ruang, dan memakai masker.

JAKARTA, KOMPAS β€” Implementasi kebijakan kerja dari rumah bagi aparatur sipil negara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berpengaruh atasi polusi udara Jabodetabek. Data menunjukkan tingkat polutan debu partikulat 2,5 mikron (PM 2,5) dan gas nitrogen dioksida (NO2) justru meningkat.

Tim Jurnalisme Data Kompas pada Selasa (12/9/2023) menemukan bahwa selama tiga pekan pertama bulan Agustus hingga jelang penerbitan implementasi kerja dari rumah (work from home/WFH) pada 21 Agustus, rata-rata konsentrasi PM 2,5 di Jakarta mencapai 45,85 mikrogram per meter kubik (Β΅g/m3).

Editor:
MARGARETHA PUTERI ROSALINA
Bagikan