Indonesia-Sudan
Meniti Ilmu hingga ke Negeri Syekh Surkati
Sejak dulu pendidikan mendekatkan Indonesia-Sudan. Selain itu sektor ekonomi juga mencatatkan torehan positif.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F24%2Fc90d175f-ae75-4f83-9db5-59a9a022d703_png.jpg)
Tangkapan layar dari video yang dikirimkan Kedutaan Besar RI di Khartoum, Sudan. Indonesia memulai proses evakuasi warganya dari Sudan mulai Minggu (23/4/2023). Dari Khartoum, mereka menuju Pelabuhan Sudan lalu berlayar ke Jeddah, Arab Saudi. Dari 1.209 WNI di Sudan, 827 dipastikan segera dievakuasi.
Sejatinya, hubungan antara Sudan dan Indonesia telah terjalin jauh sebelum kedua negeri itu merdeka. Kedatangan Syekh Ahmad Surkati dan Syekh Muhammad bin Abdul Hamid, dua ulama dari Sudan, pada Oktober 1911 menjadi awal kedekatan Indonesia-Sudan. Syekh Surkati dan Syekh Muhammad merupakan ulama asal Sudan yang diundang Jamiatul Khair untuk mengajar di Batavia.
Belakangan, Syekh Surkati menjadi salah satu pendiri Al-Irsyad yang diresmikan Pemerintah Hindia Belanda pada 1915. Surkati dikenal sebagai salah satu pembaru pendidikan Islam di Hindia Belanda.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Meniti Ilmu hingga ke Negeri Syekh Surkati".
Baca Epaper Kompas