Soekarno berperan besar mengubah politik perdamaian dunia melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955. 

Konferensi Asia-Afrika membawa semangat kesetaraan, keadilan, dan antipenindasan. Semangat itu masih relevan di tengah perubahan geopolitik global saat ini.

Sebagian besar peserta KAA 1955 telah merdeka secara politik. Secara ekonomi, masih banyak yang didikte negara lain.

Wali Kota Bandung Muhamad Farhan bersama delegasi dari 20 negara Afrika berjalan kaki untuk mengenang 70 tahun Konferensi Asia-Afrika.

Dunia Selatan dapat memanfaatkan forum-forum yang sudah tersedia untuk bersuara dan berkolaborasi, seperti ASEAN, G20, dan African Union.

Pengaruhnya yang begitu luas menunjukkan bahwa KAA Bandung 1955 bukan hanya milik Indonesia. KAA Bandung adalah milik dunia.

Presiden Xi Jinping berulang kali menulis "Bandung" dalam artikel soal lawatannya ke Asia Tenggara. Ia begitu terkesan. Ia juga gemar mengutip pepatah.

Semangat Konferensi Bandung 1955 semakin relevan akibat ketidakpastian global, terutama dari Amerika Serikat. Negara-negara Dunia Selatan perlu mendorong kerja sama.