logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊSetengah dari Kehamilan di...
Iklan

Setengah dari Kehamilan di Dunia Tidak Diinginkan

Di tahun 2022, pendidikan kesehatan reproduksi global masih minim dan perempuan yang menanggung dengan kehamilan tak diinginkan serta risiko aborsi ilegal.

Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Β· 1 menit baca
Pengunjuk rasa di San Salvador,EL Salvador pada 28 September 2021 menuntut pemerintah segera mengesahkan aborsi yang legal. Mereka meminta agar pemerintah tidak memandang aborsi sebagai kejahatan, melainkan hak reproduksi perempuan.
AFP/MARVIN RECINOS

Pengunjuk rasa di San Salvador,EL Salvador pada 28 September 2021 menuntut pemerintah segera mengesahkan aborsi yang legal. Mereka meminta agar pemerintah tidak memandang aborsi sebagai kejahatan, melainkan hak reproduksi perempuan.

Pandemi Covid-19, kemiskinan, dan kini peperangan di berbagai wilayah dunia mengakibatkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan atau KTD. Bahkan, Badan Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNFPA mengeluarkan data terbaru pada hari Rabu (30/3/2022) yang mengungkapkan bahwa setengah dari kehamilan global sejatinya tidak diinginkan.

Data itu membuka mata mengenai peliknya permasalahan kesetaraan jender di muka Bumi. KTD berkaitan erat dengan diskriminasi terhadap perempuan, kemiskinan, kekerasan seksual, kekerasan domestik dan rumah tangga, ketiadaan pendidikan kesehatan reproduksi, dan minimnya infrastruktur kesehatan.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan