Setengah dari Kehamilan di Dunia Tidak Diinginkan
Di tahun 2022, pendidikan kesehatan reproduksi global masih minim dan perempuan yang menanggung dengan kehamilan tak diinginkan serta risiko aborsi ilegal.
Pandemi Covid-19, kemiskinan, dan kini peperangan di berbagai wilayah dunia mengakibatkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan atau KTD. Bahkan, Badan Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNFPA mengeluarkan data terbaru pada hari Rabu (30/3/2022) yang mengungkapkan bahwa setengah dari kehamilan global sejatinya tidak diinginkan.
Data itu membuka mata mengenai peliknya permasalahan kesetaraan jender di muka Bumi. KTD berkaitan erat dengan diskriminasi terhadap perempuan, kemiskinan, kekerasan seksual, kekerasan domestik dan rumah tangga, ketiadaan pendidikan kesehatan reproduksi, dan minimnya infrastruktur kesehatan.