logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บMemperjuangkan Kesetaraan di...
Iklan

Memperjuangkan Kesetaraan di Dunia Kripto

Dunia mata uang kripto yang semula didominasi laki-laki kini perlahan mulai diisi perempuan dan anak perempuan. Mereka lebih banyak bermain di NFT atau sertifikat digital foto, video, dan media bentuk virtual lain.

Oleh
Luki Aulia
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/elrsbDga0iKYVNyQ6yGlFmJUgIQ=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FEL-SALVADOR-ECONOMY-CRYPTOCURRENCY-BITCOIN_98808002_1631085489.jpg
AFP/MARVIN RECINOS

Seorang perempuan tengah membeli barang di toko yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran di El Zonte, La Libertad, El Salvador, 4 September 2021. Kongres El Salvador menyetujui undang-undang yang menyatakan bitcoin sah secara hukum digunakan sebagai alat pembayaran.

Sebagai seniman dan aktivis hak-hak perempuan, Maliha Abidi (25) terbiasa memanfaatkan teknologi digital. Maka, saat menemukan non-fungible token atau NFT, dia seketika tahu bahwa platform ini bisa menjadi jalan untuk menjangkau lebih banyak orang. Selain itu, para perempuan seniman bisa merengkuh penikmat seni yang lebih luas.

NFT merupakan sertifikat digital yang menyatakan seseorang memiliki foto, video, dan media bentuk virtual lain. Aset-aset dengan NFT itu akan tercatat dalam blockchain atau semacam buku besar digital berisi gambar, video, dan koleksi lain. Untuk mendorong lebih banyak perempuan dan anak perempuan masuk ke dunia kripto, Abidi yang lahir di Pakistan lalu pindah ke Amerika Serikat ketika remaja itu memulai kampanye Women Rise. Harapannya, akan ada 100.000 perempuan yang bergabung pada akhir tahun 2022.

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan