logo Kompas.id
›
Internasional›Dunia Geram dan Kewalahan...
Iklan

Dunia Geram dan Kewalahan Menghadapi Junta Militer Myanmar

Setelah sedikitnya 54 orang dibunuh aparat junta militer Myanmar sejak kudeta 1 Februari 2021, pengamat menilai hak memerintah oleh junta militer di Myanmar wajib dicabut.

Oleh
BENNY D KOESTANTO/PASCAL S BIN SAJU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gDUNz37X_hC2aREySxDYrxoXtJ4=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F68e149e7-1f87-4183-abf1-df01356d48bb_jpg.jpg
AFP/Stringer

Warga melintasi grafiti bertuliskan, "Kami tidak punya senjata" di Yangon, Myanmar, Kamis (4/3/2021). Sejak kudeta militer, 1 Februari lalu, tercatat total 54 orang tewas di tangan junta karena berunjuk rasa menolak kudeta miiter.

Korban jiwa akibat kekerasan yang dilakukan aparat junta militer Myanmar terus berjatuhan. Junta cenderung tidak menggubris tekanan dan sanksi dari dunia  internasional.

YANGON, KAMIS -- Dunia  dibuat geram dan kewalahan menghadapi kondisi di Myanmar setelah junta  militer melakukan kudeta pada  1 Februari lalu. Meski berbagai tekanan dan sanksi telah dijatuhkan, junta tetap bergeming dengan tindakan yang  semakin mematikan untuk meredam ujuk rasa nir-kekerasan oleh massa prodemokrasi. Muncul seruan agar diambil tindakan tegas untuk  mengakhiri kekerasan junta.

Editor:
Pascal Bin Saju
Bagikan