GAYA HIDUP
Tren Menukar Pakaian di Singapura, Tetap Keren Memakai Baju Bekas
Untuk membantu mengatasi dampak industri busana pada lingkungan, seorang perancang busana di Singapura membuka toko yang melayani barter baju bekas. Dengan cara ini, orang masih bisa dandan keren tanpa merusak Bumi.

Nadia Kishlan (kanan) mencoba pakaian bekas pada acara barter baju bekas, yang dikelola oleh sekelompok sukarelawan, di Singapura, 16 Januari 2021.
Biasanya, selama 15 hari libur Imlek, Sue-Anne Chng (35) setiap hari berganti baju baru. Memakai baju baru dianggap sebagai simbol memulai awal yang baru. Namun, itu dulu. Mulai tahun ini, Chng memilih memakai baju bekas pantas pakai saja, hasil barter dengan baju lamanya.
Chng menukarkan baju-baju miliknya dengan baju lain yang tersedia di toko baju khusus bagi siapa saja yang peduli pada dampak mode terhadap lingkungan. Kesadaran baru menjaga lingkungan itu lalu menghadirkan inisiatif menukar barang di toko-toko khusus. Sebagian toko-toko ini dibuka permanen, tetapi ada juga kios-kios yang dibuka saat ada acara khusus saja.