logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊOsprey dan Isu Strategis di...
Iklan

Osprey dan Isu Strategis di Kawasan

Isu penjualan pesawat militer Osprey MV-22 Block C kepada Indonesia diduga tidak hanya terkait isu pemenuhan alutsista TNI atau perdagangan semata. Ada isu-isu strategis yang turut memengaruhinya.

Oleh
B Josie Susilo Hardianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iD3KUfYFJfy7SX3u_s_b6rS0jPw=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F200603-F-UB429-1005_1591810728.jpg
U.S. AIR FORCE/AIRMAN 1ST CLASS NATHAN LEVANG

Pesawat V-22 Osprey ke-400 diserahkan kepada Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS (USAFSOC), tepatnya 801st Special Operations Aircraft Maintenance Squadron, di pangkalan udara Hurlburt Field, Florida, 2 Juni 2020. Pesawat ini adalah varian CV-22B yang dirancang khusus untuk operasi khusus AU AS.

Ruang diskusi peminat isu militer dan alutsista ramai. Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan Amerika Serikat (Defense Security Cooperation Agency/DSCA) dalam siaran persnya Senin (6/7/2020) atau Selasa (7/7/2020) menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri menyetujui penjualan delapan unit Osprey MV-22 Block C. Dalam tawaran senilai 2 miliar dollar AS itu, Washington juga menyertakan, antara lain, penjualan 20 FLIR AN/AAQ-27, 20 radar untuk mengenali lawan dan kawan (IFF) AN/APX-117, 20 sistem navigasi lintas udara taktis AN/ARN-153, dan sistem perencanaan misi gabungan (Kompas.id, Selasa, 7 Juli 2020). Merujuk pernyataan DSCA, penjualan itu merupakan tanggapan atas permintaan Indonesia.

Jika akhirnya Indonesia membeli Osprey MV-22, Indonesia adalah pengguna ketiga setelah AS dan Jepang, serta bakal menjadi pengguna pertama di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi, bukan hanya itu yang membuat informasi tersebut menarik.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan