Kunjungan Bilateral
Sejarawan Tanggapi Permintaan Maaf Raja Belanda kepada Indonesia
Beberapa sejarawan Indonesia dan Belanda menanggapi beragam permintaan maaf Raja Belanda Willem-Alexander terkait kekerasan berlebihan setelah Proklamasi Indonesia 1945.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200310_ENGLISH-KUNJUNGAN-RAJA-BELANDA_A_web_1583851815.jpg)
Presiden Joko Widodo bersama Raja Belanda Willem-Alexander meninjau pasukan di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). Ini merupakan lawatan pertama Raja Willem ke Indonesia setelah mewarisi takhta dari Ratu Beatrix pada 2013. Kunjungan tersebut untuk melakukan kerja sama bilateral, ekonomi, dan sumber daya manusia.
JAKARTA, KOMPAS — Raja Belanda Willem-Alexander menyampaikan penyesalan sekaligus permintaan maaf atas kekerasan yang terjadi tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan RI. Ia juga menegaskan kembali pengakuan eksplisit Pemerintah Belanda secara politik dan moral terhadap Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
Pemerintah Belanda secara politis dan moral mengakui Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 pada tahun 2005 melalui menteri luar negerinya saat itu, Bernard Bot. Bot juga tercatat sebagai pejabat tinggi Belanda pertama yang hadir dalam perayaan Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta. Sebelumnya, Belanda mengakui penyerahan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.