logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บPemerintah Diminta Kaji...
Iklan

Pemerintah Diminta Kaji Kembali Harga Vaksin Gotong Royong

Tujuan vaksinasi gotong royong untuk kesehatan pekerja dan meningkatkan produktivitas pekerja tidak akan tercapai jika harganya terlalu mahal. Vaksin berpotensi dimanfaatkan oleh masyarakat berdaya beli.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/C52_YF6HZCNIWn8wsErjjXpGaMA=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2FWhatsApp-Image-2021-04-30-at-3.21.33-PM_1619780773.jpeg
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN

Sebanyak enam juta dosis vaksin bahan baku dari Sinovac tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (30/4/2021). Bersamaan dengan itu, tiba pula 482.400 dosis vaksin dalam bentuk jadi dari Sinopharm China National Pharmaceutical Group Co Ltd. Vaksin Sinopharm diperuntukkan untuk vaksinasi gotong royong.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Pemerintah telah resmi menetapkan harga vaksin gotong royong atau vaksin mandiri  yang pengadaannya di luar vaksin program. Vaksin yang nantinya akan dibebankan kepada perusahaan atau pihak swasta untuk karyawannya ini dipatok dengan harga tertinggi Rp 879.140 per pekerja. Pemerintah diharapkan mengkaji kembali besaran tersebut agar keterlibatan swasta bisa lebih optimal.

Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar di Jakarta, Senin (17/5/2021), mengatakan, pelaksanaan vaksinasi gotong royong merupakan langkah yang baik untuk melindungi para pekerja dan keluarganya dari ancaman penularan Covid-19. Vaksinasi ini juga diharapkan bisa membantu pemerintah untuk mempercepat cakupan vaksinasi agar kekebalan komunitas segera tercapai.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan