logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊPelajaran dari Pandemi untuk...
Iklan

Pelajaran dari Pandemi untuk Perubahan Iklim

Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional Amerika Serikat menyebutkan, tahun 2020 menjadi yang terpanas kedua setelah tahun 2016.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zSURvccwK3Mz2eD66DWLSYKTYI8=/1024x553/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Ff9c39fc0-ce9a-45f1-abe2-f381a100d095_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Foto dari udara yang memperlihatkan hunian warga di bantaran Kali Ciliwung di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (12/11/2020). Berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tingkat kemiskinan di Indonesia pada akhir 2020 diperkirakan 9,7-10,2 persen atau 26,2 juta-27,5 juta orang dari jumlah penduduk di Indonesia. Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim menjadi faktor yang akan meningkatkan angka kemiskinan pada tahun 2020 dan 2021.

Pandemi Covid-19 telah melambatkan mobilitas, tetapi timbunan emisi karbon telanjur meninggi sehingga tak mampu mencegah laju pemanasan iklim global. La Nina yang lazimnya mendinginkan atmosfer dan lautan di Bumi juga tak sanggup mencegah tahun 2020 sebagai tahun terpanas dalam sejarah.

Kita telah meninggalkan tahun 2020 dengan dua bayangan suram, yaitu pandemi yang menghebat dan Bumi yang memanas. Menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), 10 bulan pertama tahun 2020 (hingga akhir Oktober) sebagai yang terpanas ke-2 setelah 2016. Pemanasan ternyata berlanjut selama November 2020 saat La Nina menguat.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan