logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บTerapi Plasma Konvalesen Tidak...
Iklan

Terapi Plasma Konvalesen Tidak Efektif untuk Pasien Covid-19 Parah

Sejumlah studi menunjukkan penggunaan plasma pemulihan ("plasma convalescent") pada pasien Covid-19 berkondisi parah. Kecocokan penyembuhan diduga dipengaruhi kecocokan pasien dengan donor plasma dan titer antibodi.

Oleh
Ahmad Arif
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pHOHlTPa1gPUZYOUBxAwwy8bXEk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F8c356309-a810-4bff-9d30-14ffbb26ab78_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Petugas mengenakan hazmat dalam pemakaman protokol Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020). Dari studi retrospektif berbasis rumah sakit di Jakarta selama lima bulan pertama pandemi Covid-19, rata-rata pasien Covid-19 yang meninggal di Jakarta hanya dalam 11 hari setelah munculnya gejala, lebih cepat dibandingkan data di sejumlah negara lain.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Plasma penyembuhan, yang sebelumnya diharapkan menjadi salah satu terapi bagi pasien Covid-19, semakin diragukan kemanjurannya. Uji klinis di sejumlah negara menunjukkan, plasma penyembuhan tidak tidak memberikan manfaat signifikan pada pasien Covid-19 dengan gejala parah.

โ€Secara teoretis plasma convalescent (plasma penyembuhan/pemulihan/konvalesen) seharusnya bisa membantu menyembuhkan pasien Covid-19. Terapi ini juga sudah lama dipakai untuk berbagai penyakit lain. Namun, sudah ada penelitian di luar negeri bahwa plasma convalescent tidak efektif bagi pasien Covid-19 yang parah,โ€ kata Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David Mulyono, sebagai peneliti utama dalam uji klinis plasma penyembuhan di Indoensia, Kamis (3/12/2020).

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan