Iklan
Kami Pun Di-”bully” oleh Sistem Rumah Sakit Vertikal
Peserta PPDS di rumah sakit vertikal sampai harus menjadi "porter", ”coder”, petugas farmasi, dan dokter umum.
Saya peserta didik dokter spesialis di salah satu rumah sakit di Jakarta. Saya masih yunior. Kali ini saya ingin cerita bahwa saya juga mendapatkan tindakan bullying (perundungan). Namun, ini bukan di-bully oleh senior atau konsulen, tetapi oleh sistem dari rumah sakit vertikal.
Dengan sistem yang ada saat ini, pekerjaan kami tidak hanya melayani pasien sebagai dokter, tetapi juga sebagai porter, coder (tenaga rekam medis), petugas farmasi, dan dokter umum. Dari tugas-tugas itu, kami akhirnya harus bekerja lebih dari 80 jam per minggu. Itu berarti dua kali lipat dari seorang pegawai full timer. Dan... tidak digaji.