logo Kompas.id
HumanioraKami Pun Di-”bully” oleh...
Iklan

Kami Pun Di-”bully” oleh Sistem Rumah Sakit Vertikal

Peserta PPDS di rumah sakit vertikal sampai harus menjadi "porter", ”coder”, petugas farmasi, dan dokter umum.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
Para dokter residen yang juga mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) berada di auditorium Fakultas Kedokteran Unsrat, Manado, Sulawesi Utara, pada Selasa (25/8/2020).
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Para dokter residen yang juga mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) berada di auditorium Fakultas Kedokteran Unsrat, Manado, Sulawesi Utara, pada Selasa (25/8/2020).

Saya peserta didik dokter spesialis di salah satu rumah sakit di Jakarta. Saya masih yunior. Kali ini saya ingin cerita bahwa saya juga mendapatkan tindakan bullying (perundungan). Namun, ini bukan di-bully oleh senior atau konsulen, tetapi oleh sistem dari rumah sakit vertikal.

Dengan sistem yang ada saat ini, pekerjaan kami tidak hanya melayani pasien sebagai dokter, tetapi juga sebagai porter, coder (tenaga rekam medis), petugas farmasi, dan dokter umum. Dari tugas-tugas itu, kami akhirnya harus bekerja lebih dari 80 jam per minggu. Itu berarti dua kali lipat dari seorang pegawai full timer. Dan... tidak digaji.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan