logo Kompas.id
HumanioraMematung di Galnas Melepaskan ...
Iklan

Mematung di Galnas Melepaskan Diri dari Belenggu Rutinitas

Membuat patung tidak sekadar berkesenian. Bagi sebagian orang, mematung menjadi “pelarian” untuk lepas dari rutinitas.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
· 1 menit baca
Peserta lokakarya patung, lukis, dan cukil mengukir patung berbahan tanah liat di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (27/7/2024). Lokakarya ini merupakan rangkaian pameran “Patung dan Aktivisme: Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso”. Pameran berlangsung hingga 19 Agustus 2024.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Peserta lokakarya patung, lukis, dan cukil mengukir patung berbahan tanah liat di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (27/7/2024). Lokakarya ini merupakan rangkaian pameran “Patung dan Aktivisme: Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso”. Pameran berlangsung hingga 19 Agustus 2024.

Terik menyengat Jakarta, Sabtu (27/7/2024). Matahari tepat di atas kepala. Ratusan orang menembus cuaca panas demi menghabiskan akhir pekan di Galeri Nasional (Galnas). Sebagian dari mereka larut berkotor-kotor ria untuk melepaskan diri dari belenggu rutinitas.

Noda putih sisa-sisa tanah liat yang mengering masih menempel di jari-jari Amandanu Bramantya (23). Matanya menatap tajam patung berupa putri duyung di atas meja. Sebilah bambu digoreskan untuk membuat bentuk rambut. Dua jam sebelumnya, patung itu hanyalah sebongkah tanah liat.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan