logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊSekolah Didorong Terapkan...
Iklan

Sekolah Didorong Terapkan Kurikulum Merdeka Sebelum Jadi Kurikulum Nasional

Sejauh ini masih ada 27 persen sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka, alias masih menggunakan Kurikulum 2013.

Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
Β· 0 menit baca
Murid SMK Leonardo Klaten mendatangi Situs Nglumbang Dungik di Desa Soropaten, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (8/11/2023). Kegiatan belajar luar ruang itu merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka dengan tujuan mengenalkan berbagai temuan di dusun itu yang diduga bagian dari peninggalan era kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8 Masehi serta mengajak peserta didik mempelajari kearifan lokal masyarakat setempat dalam melestarikan warisan masa lampau.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Murid SMK Leonardo Klaten mendatangi Situs Nglumbang Dungik di Desa Soropaten, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (8/11/2023). Kegiatan belajar luar ruang itu merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka dengan tujuan mengenalkan berbagai temuan di dusun itu yang diduga bagian dari peninggalan era kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8 Masehi serta mengajak peserta didik mempelajari kearifan lokal masyarakat setempat dalam melestarikan warisan masa lampau.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek mendorong Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional yang akan diterapkan oleh semua satuan pendidikan pada tahun ajaran baru 2024/2025. Sekolah yang belum pernah menggunakan kurikulum merdeka didorong untuk segera menerapkannya.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengungkapkan, hingga saat ini masih ada 27 persen sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka alias masih menggunakan kurikulum 2013. Padahal, dia mengklaim kurikulum merdeka lebih baik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan