Kehidupan Beragama
Literasi Keagamaan Rendah, Intoleransi Menguat
Narasi baik dan buruk berjalan bersamaan dan sama kuatnya di internet, sementara masyarakat masih belum bisa menyaringnya dengan baik.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F08%2F26%2Fff72df07-a60f-475d-b3ad-affa524b736f_jpg.jpg)
Mural bertema toleransi beragama tergambar di dinding sebuah rumah di kawasan Meruyung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/9/2020).
JAKARTA, KOMPAS โ Nilai-nilai toleransi beragama justru semakin melemah di saat teknologi informasi berkembang pesat. Akibatnya, manusia semakin mudah tersulut konflik karena perbedaan pandangan pada suatu fenomena. Literasi keagamaan perlu didorong lagi demi menciptakan kedamaian dan menjunjung hak asasi manusia.
Cendekiawan Muslim Alwi Shihab mengatakan, narasi-narasi baik dan buruk berjalan bersamaan dan sama kuatnya di internet yang bisa diakses secara bebas dan personal. Sementara belum ada instrumen yang kuat untuk menyaring hal-hal buruk tersebut sehingga setiap orang perlu perlu mempunyai kemampuan yang baik untuk menyaring.