logo Kompas.id
HumanioraIroni Gizi Buruk dan...
Iklan

Ironi Gizi Buruk dan ”Stunting” di Kampung Wuring yang Berlimpah Ikan

Gizi buruk dan ”stunting” tidak semata-mata karena keterbatasan akses pada makanan bergizi. Hal ini juga dipengaruhi pola asuh keluarga, literasi pangan sehat, selain pencemaran lingkungan.

Oleh
AHMAD ARIF
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ROCLMIwQZIFFXB1S6zKzyyOL6bo=/1024x1365/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F20%2F5d653c4a-f62e-4abb-aaa2-3850f276c6f5_jpg.jpg

Anak-anak dan perempuan Bajau di Kampung Wuring, Kabupaten Sikka, mencari kerang di laut, Rabu (19/7/2023). Sekalipun berlimpah hasil laut, banyak anak-anak di kampung ini yang kekurangan gizi dan tengkes (stunting).

Gizi buruk dan stunting masih menghantui anak-anak Bajo di Kampung Wuring, Desa Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, padahal mereka berlimpah ikan. Hal ini menunjukkan, gizi buruk dan stunting tidak semata-mata karena keterbatasan akses ke makanan bergizi, tetapi juga dipengaruhi pola asuh keluarga, selain pencemaran lingkungan.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan