Sindrom Hutan Kosong dan Masa Depan Punan Batu
Sindrom hutan kosong telah melanda hutan Indonesia, terutama di Kalimantan. Tak hanya mengganggu rantai kehidupan liar, hal ini juga berdampak bagi pemburu dan peramu Punan Batu.
Hampir tiga tahun terakhir, pepohonan di Hutan Banau Sajau, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, tak lagi berbunga. Tiadanya bunga berarti tiada buah-buahan, lebah, dan madu. Hutan juga semakin kosong karena banyak binatang menghilang, terutama babi liar yang terserang wabah mematikan sejak beberapa tahun terakhir.
Sepanjang hidupnya, Akim (Paman) Asut, tetua Punan Batu, tinggal di dalam Hutan Banau Sajau. Dia lahir dan besar di hutan primer. Punan Batu merupakan pemburu dan peramu terakhir di Kalimantan, yang hidup seminomaden di hutan. Mereka menggantungkan hidup dari berburu dan meramu hasil hutan.