PAMERAN SENI
Merawat Jejak Seabad Koentjaraningrat
Pemikiran Koentjaraningrat masih melekat dalam jagat ilmu antropologi saat ini. Lukisannya yang bertema manusia dan budaya menunjukkan kekayaan kreativitasnya dalam merekam realitas sosial.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F08%2F0c8fec86-8056-48a8-9ec4-58b24f6dfce7_jpg.jpg)
Suasana pembukaan pameran budaya dan seni Peringatan 100 Tahun Koentjaraningrat di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (8/6/2023) malam. Dalam pameran tersebut, ditampilkan karya-karya lukisan, pemikiran, dan koleksi Koentjaraningrat, ilmuwan dan tokoh antropologi pertama Indonesia.
Sebagai ilmuwan, Profesor Koentjaraningrat (1923-1999) tidak hanya meninggalkan jejak intelektual dalam buku yang memuat pemikirannya. Bapak Antropologi Indonesia itu juga mewariskan jejak seni budaya lewat karya lukisan, koleksi keris, dan berbagai benda memorabilia lainnya. Melalui pameran menyambut satu abad kelahirannya, jejak-jejak itu terus dirawat agar tetap diingat.
Puluhan lukisan yang dipajang di Bentara Budaya Jakarta seakan menggambarkan sisi lain Koentjaraningrat, Kamis (8/6/2023). Namun, lukisan yang didominasi tema manusia dan budaya itu justru menampilkan keutuhan Pak Koen, demikian sapaan akrabnya, dalam menyelami jagat antropologi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Merawat Jejak Seabad Koentjaraningrat".
Baca Epaper Kompas