logo Kompas.id
HumanioraMasyarakat Urban Tidak Berarti...
Iklan

Masyarakat Urban Tidak Berarti Kebal ”Stunting”

Tinggal di perkotaan dengan akses kesehatan yang mudah, tingkat ekonomi yang relatif baik, dan akses pangan yang terjangkau tidak membuat masyarakat terhindar dari ”stunting”. Butuh strategi tepat untuk mengatasinya.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
Seorang anak berusia 3 tahun 11 bulan dengan <i>stunting</i> atau tengkes berjalan di kawasan rumahnya di Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (8/4/2023). <i>Stunting</i> adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak karena kurang gizi sehingga berakibat ke terganggunya perkembangan otak, fisik, dan metabolisme tubuh anak.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Seorang anak berusia 3 tahun 11 bulan dengan stunting atau tengkes berjalan di kawasan rumahnya di Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (8/4/2023). Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak karena kurang gizi sehingga berakibat ke terganggunya perkembangan otak, fisik, dan metabolisme tubuh anak.

JAKARTA, KOMPAS — Tengkes merupakan persoalan nasional. Hal itu berarti stunting atau tengkes bukan hanya menjadi masalah di wilayah perdesaan, melainkan juga perkotaan atau urban. Akses pelayanan kesehatan yang mudah, tingkat ekonomi yang baik, dan akses pangan yang terjangkau nyatanya tidak serta-merta membuat stunting bisa dihindari.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia pada 2021 menunjukkan, angka stunting atau tengkes sebesar 21,6 persen. Angka ini turun hampir tiga persen dari tahun sebelumnya. Meski begitu, angka ini masih di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan