LINGKUNGAN
Pembabatan Hutan untuk ”Food Estate” Picu Banjir
Proyek lumbung pangan atau ”food estate” dinilai berkaitan dengan bencana banjir yang dialami masyarakat. Ini karena tutupan hutan berkurang.

Seorang aktivis lingkungan menarik spanduk besar yang bertuliskan Food Estate Feeding Climate Crisis” di kawasan lumbung pangan (food estate) singkong di Desa Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Kamis (10/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Program lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah diikuti dengan rencana membuka hutan seluas 31.000 hektar untuk ditanami singkong. Walau rencana itu belum direalisasikan secara tuntas, dampak hilangnya tutupan hutan, yakni banjir, telah dirasakan masyarakat.
Ini merupakan salah satu temuan pada laporan ”Jilid 2: Kabar Proyek Food Estate di Kalimantan Tengah Setelah 3 Tahun Berlalu” yang dipaparkan ke publik, Rabu (15/3/2023), di Jakarta. Laporan tersebut disusun oleh Pantau Gambut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah, dan kantor berita BBC Indonesia. Laporan ini merupakan lanjutan laporan jilid pertama yang rilis pada 2022.