Perkuat SDM Menghadapi Era Kecerdasan Buatan
Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) tidak sekadar dalam penggunaan aplikasi. Namun, bagaimana memahami data, menganalisisnya menjadi informasi yang berguna, dan dikembangkan untuk memudahkan kehidupan manusia.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F07%2F706959d0-6b6d-484e-a660-a09cfac1bfd2_jpg.jpg)
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (kedua dari kanan) Pemimpin Redaksi Kompas Sutta Dharmasaputra (kanan), akademisi Universitas Indonesia, Meuthia Ganie-Rochman (kedua dari kiri) dan Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society, Lukas, berfoto bersama sebelum dimulainya webinar yang diadakan oleh Kompas.id di Telkomsel Smart Office, Telkom Hub, Jakarta, Selasa (6/372023). Webinar yang dipandu oleh Wakil Redaktur Pelaksana Kompas, A Tomy Trinugrohi ini bertajuk 'Digitalisasi, Artificial Intelligence, dan Masa Depan Manusia'.
JAKARTA, KOMPAS – Sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi, era kecerdasan buatan atau artificial intelligence tak bisa dihindari. Berbagai teknologi diproduksi untuk memudahkan aktivitas manusia. Persaingan di era ini perlu dibarengi dengan penguatan sumber daya manusia dalam memanfaatkan mahadata yang menjadi “makanan” kecerdasan buatan.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, dengan keberagaman demografi, geografis, dan sosial budaya, Indonesia berpotensi menjadi sumber mahadata atau “big data”. Namun, belum semua kekayaan data itu dikumpulkan secara sistematis.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Penguatan SDM di Era Kecerdasan Buatan ".
Baca Epaper Kompas