logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKurang Tidur pada Remaja...
Iklan

Kurang Tidur pada Remaja Memicu Banyak Masalah Individu dan Sosial

Kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 Wita di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membuat waktu tidur remaja makin terpangkas. Kurangnya jam tidur malam bisa memperburuk kualitas kesehatan fisik, mental, dan sosial siswa.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
Suasana apel pagi di SMAN 1 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (1/3/2023). Hanya 19 dari 496 siswa yang hadir tepat waktu. Pemerintah Provinsi NTT memberlakukan jam belajar mulai pukul 05.30.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Suasana apel pagi di SMAN 1 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (1/3/2023). Hanya 19 dari 496 siswa yang hadir tepat waktu. Pemerintah Provinsi NTT memberlakukan jam belajar mulai pukul 05.30.

Remaja cenderung tidur lebih malam dibanding kelompok populasi lain. Namun, tuntutan sosial membuat mereka harus bangun dan beraktivitas sejak pagi. Akibatnya, sebagian besar remaja tidur malam kurang dari 8 jam. Meski seolah sepele, kurangnya waktu tidur remaja itu bisa memicu berbagai masalah sosial dalam keluarga dan masyarakat serta menimbun berbagai penyakit saat mereka dewasa.

Mulai Senin (27/2/2023), proses belajar mengajar bagi siswa kelas XII di lima sekolah menengah atas (SMA) dan lima sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dimulai pukul 05.00 Wita. Setelah mendapat tentangan dari berbagai pihak dan keberatan dari siswa dan wali murid, Rabu (1/3), jadwal masuk sekolah diundur menjadi 05.30 Wita.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan