Penanggulangan Tuberkulosis Belum Berbasis HAM
Penanganan tuberkulosis tidak cukup hanya berfokus pada layanan kesehatan. Penanggulangan juga perlu berbasis pada hak asasi manusia dan kesetaraan jender. Dengan begitu, stigma dan diskriminasi bisa diatasi.
JAKARTA, KOMPAS β Upaya penanggulangan tuberkulosis di Indonesia belum berbasis pada pemenuhan hak asasi manusia serta berperspektif jender. Hal tersebut memperburuk stigma dan diskriminasi pada pasien. Akibatnya, penemuan kasus serta pengobatan semakin sulit dilakukan.
Manajer Kemitraan dan Pengembangan Stop TB Partnership Indonesia Thea Hutanamon mengatakan, berbagai tantangan yang menghambat akses pada layanan kesehatan dan perawatan merupakan aspek penting yang harus diatasi untuk mengakhiri tuberkulosis (TBC) di masyarakat. Tantangan tersebut meliputi, antara lain, stigma, diskriminasi, ketimpangan, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).