logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPenanggulangan Tuberkulosis...
Iklan

Penanggulangan Tuberkulosis Belum Berbasis HAM

Penanganan tuberkulosis tidak cukup hanya berfokus pada layanan kesehatan. Penanggulangan juga perlu berbasis pada hak asasi manusia dan kesetaraan jender. Dengan begitu, stigma dan diskriminasi bisa diatasi.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Hasil rontgen salah seorang warga dalam kegiatan Active Case Finding TBC di kantor Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Kamis (5/1/2023). Kegiatan penapisan tersebut merupakan upaya percepatan penemuan kasus TBC di masyarakat secara dini mengingat penyakit TBC adalah penyakit menular.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Hasil rontgen salah seorang warga dalam kegiatan Active Case Finding TBC di kantor Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Kamis (5/1/2023). Kegiatan penapisan tersebut merupakan upaya percepatan penemuan kasus TBC di masyarakat secara dini mengingat penyakit TBC adalah penyakit menular.

JAKARTA, KOMPAS β€” Upaya penanggulangan tuberkulosis di Indonesia belum berbasis pada pemenuhan hak asasi manusia serta berperspektif jender. Hal tersebut memperburuk stigma dan diskriminasi pada pasien. Akibatnya, penemuan kasus serta pengobatan semakin sulit dilakukan.

Manajer Kemitraan dan Pengembangan Stop TB Partnership Indonesia Thea Hutanamon mengatakan, berbagai tantangan yang menghambat akses pada layanan kesehatan dan perawatan merupakan aspek penting yang harus diatasi untuk mengakhiri tuberkulosis (TBC) di masyarakat. Tantangan tersebut meliputi, antara lain, stigma, diskriminasi, ketimpangan, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan