SISTEM PEMBELAJARAN
Pendekatan Bahasa Ibu Tingkatkan Literasi Siswa di Daerah
Banyak siswa kelas awal di daerah terpencil lebih memahami bahasa ibu dibandingkan bahasa Indonesia. Sistem pembelajaran dengan pendekatan transisi bahasa ibu dapat meningkatkan literasi siswa di daerah ini.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F09%2Ff3798f8a-d377-4299-9002-2dc9969d8bc2_jpeg.jpg)
Guru kelas 2, Maria Yasinta Mau Ghari, tengah memberikan materi kepada anak didiknya dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Wudu di Kelurahan Rega, Boawe, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (9/2/2023). Guru yang mengajar siswa kelas 1 sampai 3 di SDI Wudu menggunakan pendekatan bahasa ibu untuk meningkatkan literasi siswa.
NAGEKEO, KOMPAS — Banyak siswa kelas awal, khususnya di daerah terpencil, lebih memahami bahasa ibu dibandingkan bahasa Indonesia. Kondisi ini membuat materi yang diajarkan dengan bahasa Indonesia tidak bisa terserap secara optimal. Melalui sistem pengajaran dengan pendekatan transisi bahasa ibu, literasi siswa di daerah kini mulai meningkat.
Salah satu sekolah yang melakukan sistem pengajaran dengan pendekatan transisi bahasa ibu adalah Sekolah Dasar Inpres (SDI) Wudu di Kelurahan Rega, Boawe, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sistem pembelajaran dengan pendekatan bahasa ibu untuk siswa kelas 1-3 ini sudah dilakukan oleh guru SDI Wudu sejak 2021.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Literasi Siswa Ditingkatkan".
Baca Epaper Kompas