logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊAnak Penderita Campak Berisiko...
Iklan

Anak Penderita Campak Berisiko Kematian

Untuk mencegah wabah campak, butuh capaian cakupan imunisasi minimal 95 persen agar menjadi kekebalan kelompok. Jika hal itu tidak tercapai, kejadian luar biasa penyakit tersebut sulit dihindari.

Oleh
HIDAYAT SALAM
Β· 1 menit baca
Tenaga kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cililitan memberikan suntikan imunisasi kepada anak balita di permukiman di kawasan RW 001 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (22/8/2022).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Tenaga kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cililitan memberikan suntikan imunisasi kepada anak balita di permukiman di kawasan RW 001 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (22/8/2022).

JAKARTA, KOMPAS β€” Anak yang menderita campak dapat mengalami berbagai komplikasi yang berujung pada kematian. Padahal, hingga kini belum ada pengobatan campak. Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut dan membentuk kekebalan kelompok, cakupan imunisasi dasar lengkap mesti terpenuhi.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Anggraini Alam menjelaskan, cakupan imunisasi yang rendah menyebabkan kekebalan kelompok (herd immunity) tidak tercapai. Apalagi, banyak warga menganggap infeksi campak telah hilang sehingga kewaspadaan menjadi turun.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan