logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊJelantah, Bikin Nikmat di...
Iklan

Jelantah, Bikin Nikmat di Lidah, tetapi Bahaya buat Kesehatan

Masyarakat sebaiknya mengurangi bahkan menghindari makanan yang digoreng dengan minyak yang sudah digunakan berulang. Selain berbahaya untuk tubuh, gizi makanan tersebut bisa rusak.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Karyawan menggoreng tempe mendoan di kawasan pusat oleh-oleh di Sawangan, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/11/2021).  Menggoreng makanan dengan minyak yang sudah digunakan secara berulang bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti peningkatan kolesterol jahat dalam tubuh, jantung, stroke, dan kanker.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Karyawan menggoreng tempe mendoan di kawasan pusat oleh-oleh di Sawangan, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/11/2021). Menggoreng makanan dengan minyak yang sudah digunakan secara berulang bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti peningkatan kolesterol jahat dalam tubuh, jantung, stroke, dan kanker.

Membayangkan bebek goreng yang disuguhkan dengan sambal terasi matang dan nasi panas sudah membuat perut keroncongan. Apalagi bebek yang disantap baru saja diangkat dari wajan dengan minyak yang panas. Warna minyak yang dipakai menggoreng sudah kehitaman pun tidak mengurangi kenikmatan.

Sebagian orang justru menganggap semakin hitam minyaknya semakin nikmat makanan yang disajikan. Bumbunya semakin meresap. Begitu anggapannya. Namun, apa jadinya jika menyantap makanan yang digoreng dengan minyak jelantah atau minyak yang digunakan berulang itu menjadi kebiasaan?

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan