Infrastruktur Kesehatan Presisi Belum Siap
Dibandingkan negara lain di Asia Pasifik, Indonesia tertinggal dalam pengembangan kesehatan presisi. Karena itu, Indonesia menginisiasi penelitian dan pengembangan kedokteran presisi yang terintegrasi di masyarakat.
JAKARTA, KOMPAS β Pengobatan presisi, yang mempertimbangkan faktor genetika individu, adaptasi lingkungan, dan gaya hidup kian berkembang dan menjadi masa depan pencegahan, diagnostik, serta perawatan kesehatan. Namun dibandingkan negara lain di Asia Pasifik, Indonesia ketinggalan dalam pengembangan kesehatan yang dipersonalisasi ini karena ketidaksiapan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Laporan Indeks Kesehatan yang Dipersonalisasi Asia Pasifik 2020 menunjukkan, skor RI 29, di bawah rata-rata negara di Asia Pasifik yang memiliki skor 51. Negara dengan skor tertinggi, yakni Singapura dengan skor 71, disusul Taiwan (67), dan Jepang (64). Penilaian oleh The Copenhagen Institute for Futures Studies dan Roche ini diukur menurut empat kriteria, yakni konteks kebijakan, informasi kesehatan, kemampuan teknologi yang dipersonalisasi, dan layanan kesehatan.