logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊRobohnya Lumbung Pangan Dayak ...
Iklan

Robohnya Lumbung Pangan Dayak Kalimantan

Tradisi berladang yang dipraktikkan selama ribuan tahun oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah menuju akhir karena larangan membakar lahan. Padahal, berladang ialah sumber penghidupan dan identitas kultural mereka.

Oleh
AHMAD ARIF, DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO, ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Heri Pato (53), peladang dari Desa Kalumpang, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng, menyusuri kanal eks Proyek Pengembangan Lahan Gambut 1 juta hektar, Selasa (19/7/2022). Proyek pembukaan lahan gambut pada tahun 1996/1997 ini menjadi penyebab kehancuran lingkungan dan kebakaran hutan di Kalteng.
AHMAD ARIF

Heri Pato (53), peladang dari Desa Kalumpang, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng, menyusuri kanal eks Proyek Pengembangan Lahan Gambut 1 juta hektar, Selasa (19/7/2022). Proyek pembukaan lahan gambut pada tahun 1996/1997 ini menjadi penyebab kehancuran lingkungan dan kebakaran hutan di Kalteng.

JAKARTA, KOMPAS β€” Tradisi bertani yang dipraktikkan turun-temurun selama ribuan tahun oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah berakhir karena larangan membuka ladang dengan membakar. Tidak hanya melemahkan ketahanan pangan, berhentinya peladangan menyebabkan krisis multidimensi di perdesaan.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan