logo Kompas.id
HumanioraMelebur Dendam di Banda
Iklan

Muhibah Budaya Jalur Rempah

Melebur Dendam di Banda

Perebutan rempah-rempah memicu terjadi tragedi kemanusiaan genosida tahun 1621 di Banda. Pembantaian leluhur Banda membuat masyarakat Banda terusir dan tersebar ke berbagai tempat.

Oleh
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
· 1 menit baca
Raja Bashar Alimuddin Latar (berpeci putih) berdoa bersama Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid (paling kiri) dipimpin oleh pemuka adat setempat (berpeci hitam berbaju biru), Senin (20/6/2022) pagi. Orang Banda Eli, yaitu orang-orang Banda yang melarikan diri keluar Banda sejak 401 tahun silam, diundang untuk mengunjungi kampung halaman leluhur mereka. Di Benteng Nassau, Banda Neira, mereka mendoakan arwah para leluhur Banda yang dibantai VOC pada 1621 karena menolak usaha monopoli perdagangan pala dan rempah-rempah di Kepulauan Banda.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Raja Bashar Alimuddin Latar (berpeci putih) berdoa bersama Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid (paling kiri) dipimpin oleh pemuka adat setempat (berpeci hitam berbaju biru), Senin (20/6/2022) pagi. Orang Banda Eli, yaitu orang-orang Banda yang melarikan diri keluar Banda sejak 401 tahun silam, diundang untuk mengunjungi kampung halaman leluhur mereka. Di Benteng Nassau, Banda Neira, mereka mendoakan arwah para leluhur Banda yang dibantai VOC pada 1621 karena menolak usaha monopoli perdagangan pala dan rempah-rempah di Kepulauan Banda.

Hujan deras mengiringi doa Warga Banda dan Basudara Wandan di dalam Benteng Nassau, Banda Neira, Maluku Tengah, Senin (20/6/2022). Mereka mendoakan kedamaian arwah leluhur yang dibunuh Pemerintah Kolonial Belanda tahun 1621.

Selepas mengunjukkan doa, mereka kemudian berjalan ke belakang Benteng Nassau. Di sana mereka menaburkan bunga di atas sumur tua, tempat para leluhur Banda dibantai empat abad silam.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Melebur Dendam di Banda".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...