warisan budaya
Polemik Borobudur Jadi Momentum Pembenahan
Polemik rencana kenaikan tarif masuk Candi Borobudur di Jawa Tengah menjadi momentum bersama untuk mengevaluasi kembali sistem dan manajemen pengelolaan warisan budaya.
![Petugas <i>monitoring </i>dari Balai Konservasi Borobudur memperlihatkan kondisi anak tangga menuju puncak Candi Borobudur yang mengalami kerusakan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). Rencana pembatasan pengunjung untuk berwisata di atas candi ini sebagai langkah untuk melindungi dan melestarikan Candi Borobudur dari kerusakan.](https://assetd.kompas.id/aYZu3UReUrcJDIB1C7-DLR8lcGk=/1024x649/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F07%2F2d93e1c8-79d7-4bf4-b33b-2cb57d1c296e_jpg.jpg)
Petugas monitoring dari Balai Konservasi Borobudur memperlihatkan kondisi anak tangga menuju puncak Candi Borobudur yang mengalami kerusakan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). Rencana pembatasan pengunjung untuk berwisata di atas candi ini sebagai langkah untuk melindungi dan melestarikan Candi Borobudur dari kerusakan.
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun ditunda, wacana kenaikan harga tiket naik ke bangunan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sempat menuai polemik. Momentum ini penting untuk melakukan pembenahan bersama.
Pengajar arkeologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Daud Aris Tanudirjo, mengatakan, penetapan tarif masuk hanya salah satu faktor pengendali pembatasan pengunjung di Borobudur. Namun, upaya konservasi juga membutuhkan peran pengunjung untuk ikut menjaga cagar budaya.