Festival Film Dokumenter
Pulang Membawa Perubahan
Para pelaku film dokumenter mempunyai strategi yang beragam tergantung kebutuhan dan kondisi sosio-kultural. Ada yang mementingkan isu daripada kemampuan teknis. Ada juga yang memilih cara lembut dalam mengangkat isu.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F26%2F0aa78772-0423-428d-a100-769d2759c80f_jpg.jpg)
Suasana diskusi dalam Festival Film Dokumenter 2022.
Ruang rooftop sebuah hotel di Yogyakarta penuh sesak malam itu, Jumat (18/11/2022). Para pegiat film dokumenter berkumpul bertemu dengan sutradara dari dalam dan luar negeri, produser, hingga pemberi dana. Aroma daging panggang meruap memenuhi ruangan setengah terbuka itu, mewarnai perbincangan.
Di salah satu sudut, Ketua Papuan Voices Harun Rumbarar berbincang ringan dengan pegiat film Rumah Alternatif Ebhoma dari Bojonegoro, Jawa Timur, Dadang Setiabudi. Sesekali tawa mereka meledak. Mereka terkesan akrab. ”Ini teman curhat. Kami saling curhat,” kata Harun.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Pulang Membawa Perubahan".
Baca Epaper Kompas