Seni Tak (Jadi) Mati
Upaya-upaya ini membuktikan bahwa seni sebagai wadah kreativitas selalu mencari celah untuk terus bertumbuh. Bahkan, di tanah asing pun, ia lahir sebagai ”makhluk” baru yang terus beradaptasi dan berkembang.
Empat seri teater sinema bertajuk ”Di Tepi Sejarah” yang dihelat Titimangsa Foundation bersama Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Ditjen Kebudayaan Kemendikbud menjadi jawaban kegelisahan para pelaku seni pertunjukan. Teater sinema ini menjadi bentuk hibrida antara teater dan film, yang ditayangkan secara daring lewat kanal Youtube Budaya Saya.
Tahun 2020, saat pertama pandemi merebak, seni, terutama seni pertunjukan, seolah mati angin. Seri pertunjukan Indonesia Kita, inisiatif seniman Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, dan Agus Noor, yang telah berlangsung sejak 2011, tiba-tiba terhenti. Aktor-aktor kawakan, seperti Marwoto dan para personel Trio GAM (Guyonan Ala Mataram), yang jadi pemain tetap Indonesia Kita, kehilangan panggung.