Militansi K-Popers di Dunia Maya, Kekuatan Besar yang Tersembunyi
Mereka semula dianggap remeh dan menyebalkan oleh warganet. Kendati demikian, K-popers punya kekuatan untuk membangun sentimen publik.
JAKARTA, KOMPAS — Basis penggemar K-pop sangat besar, solid, dan tersebar di penjuru dunia. Gerakan militan mereka tidak hanya menghasilkan topik populer di media sosial. Mereka punya andil besar mengangkat isu publik, seperti RUU Cipta Kerja, Black Lives Matter, hingga berhasil ”mengerjai” Donald Trump saat kampanye.
Penggemar K-pop atau K-popers jadi salah satu pihak yang vokal menolak RUU Cipta Kerja. Menurut data Drone Emprit, pembahasan RUU Cipta di Twitter berlangsung sejak 4 Oktober 2020 dengan kata kunci Omnibus Law, OmnibusLaw, Ciptaker, dan Cipta Kerja. Hanya ada satu kluster besar dari pembahasan ini, yakni kontra terhadap RUU Cipta Kerja. Adapun akun K-popers, badan eksekutif mahasiswa (BEM), lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan aktivis termasuk dalam kluster ini.