Seorang anggota KPPS tampak khawatir karena logistik pemilu untuk Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, belum juga diturunkan dari truk. Kekhawatirannya bukan tanpa alasan, semakin siang, ombak akan tinggi sehingga akan menjadi kendala logistik tiba tepat waktu.
Walau cuaca cerah, pengiriman ternyata terkendala air laut surut. Kapal Polairud Polres Probolinggo yang akan mengawal pengiriman logistik pemilu masih kandas. Pengiriman yang direncanakan berlangsung pada pukul 08.00 harus mundur hingga pukul 11.00 WIB.
Setelah air laut perlahan meninggi, dua kapal pengangkut kemudian merapat ke Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo. Ketua KPU Kabupaten Probolinggo Lukman Hakim yang memantau langsung tidak henti memberi arahan kepada petugas agar kotak suara tidak diseret tapi diangkat. ”Jangan diseret nanti bagian bawahnya rusak,” ujarnya berkali-kali.
Dalam kesempatan tersebut Lukman Hakim mengungkapkan bahwa ada 115 kotak suara untuk 23 TPS yang didistribusikan ke Pulau Gili Ketapang. ”Di pulau tersebut ada 6.000 daftar pemilih tepat,” ujarnya.
Proses muat 115 kotak suara berlangsung cepat. Sejumlah anggota KPPS bersama pekerja kapal bersama-sama memindahkan kotak suara dari truk ke kapal. Kapal pun meninggalkan Pelabuhan Tanjung Tembaga sekitar pukul 11.00.
Selain logistik pemilu, kapal juga membawa petugas TNI Polri yang akan berjaga hingga pemungutan selesai.
Beruntung laut teduh, dengan dikawal satu kapal Polairud dan KPLP, berlayar tanpa mengalami kendala seperti yang dikhawatirkan. Waktu berlayar pun hanya memakan 30 menit, jika ada ombak waktu tempuh bisa mencapai 1 jam.
Di dermaga, sejumlah warga telah menunggu dengan membawa sepeda motor roda tiga. Merekalah yang kemudian akan membawa logistik pemilu ke gudang penyimpanan di Balai Desa Gili Ketapang. Sekitar pukul 12.30 proses pendistribusian pun selesai. Semua kapal kembali ke pelabuhan keberangkatan dan warga Pulau Gili Ketapang bisa menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang.