logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊIndonesia Harus Antisipasi...
Iklan

Indonesia Harus Antisipasi Risiko Penerapan Teknologi 5G

Pengembangan kecerdasan buatan atau AI berkait dengan keamanan siber, baik ancaman maupun dalam rangka menangkalnya.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA DARI DUBAI
Β· 0 menit baca
Suasana salah satu konferensi pada hari pertama pameran teknologi dan <i>start up</i>, Gitex Global, di Dubai World Trade Center (DWTC), Uni Emirat Arab, Senin (14/10/2024). Gitex Global edisi ke-44 tersebut berlangsung pada 14-18 Oktober 2024 dan diikuti 6.500 perusahaan peserta, 1.800 <i>start up</i>, dan 1.200 investor dari 180 negara di dunia.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Suasana salah satu konferensi pada hari pertama pameran teknologi dan start up, Gitex Global, di Dubai World Trade Center (DWTC), Uni Emirat Arab, Senin (14/10/2024). Gitex Global edisi ke-44 tersebut berlangsung pada 14-18 Oktober 2024 dan diikuti 6.500 perusahaan peserta, 1.800 start up, dan 1.200 investor dari 180 negara di dunia.

DUBAI, KOMPAS β€” Indonesia saat ini belum menerapkan teknologi 5G secara menyeluruh dan kerap kali disebut belum membutuhkannya. Namun, seiring perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence/AI, 5G akan menjadi kebutuhan. Di sisi lain, pengembangan AI juga berkait dengan keamanan siber, baik ancaman maupun dalam rangka menangkalnya.

Vice President Head of Security Strategy and Architecture Indosat Ooredoo Hutchinson Raditio Ghifiardi, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (17/10/2024), mengatakan, saat teknologi 5G sudah benar-benar diterapkan di Indonesia, industri teknologi informasi dan komunikasi akan bergabung. Adapun saat ini, relatif masih ada dualisme di antara dua industri tersebut.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan