logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPenguatan Rupiah di Tengah...
Iklan

Penguatan Rupiah di Tengah Permintaan Global Melemah, Bagaimana Prospek Ekspor?

Sejauh mana perlambatan ekonomi global dan tren apresiasi rupiah terhadap ekspor? Bagaimana tren ekspor ke depan?

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 0 menit baca
Aktivitas ekspor impor melalui jalur laut dengan kapal rute antarnegara yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024). Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dan sekitar perairan utara merupakan area yang sibuk dengan beragam aktivitasnya sebagai jalur pelayaran, perikanan, dan industri lainnya.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Aktivitas ekspor impor melalui jalur laut dengan kapal rute antarnegara yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024). Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dan sekitar perairan utara merupakan area yang sibuk dengan beragam aktivitasnya sebagai jalur pelayaran, perikanan, dan industri lainnya.

Kinerja ekspor secara sederhana dipengaruhi dua hal, yakni permintaan dari negara tujuan ekspor dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Saat ini, permintaan negara destinasi ekspor masih lesu akibat ketidakpastian global dan dampak panjang pandemi. Namun, di tengah lesunya permintaan ekspor, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam tren menguat. Lantas, bagaimana prospek ekspor ke depan?

Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno, permintaan global dan stabilitas nilai tukar rupiah jadi faktor utama yang memengaruhi kinerja ekspor. Kondisi perekonomian dunia saat ini lesu karena dampak panjang pascapandemi yang diikuti berbagai ketegangan geopolitik yang membuat perekonomian global lesu. Saat permintaan dari negara tujuan ekspor lesu, maka sulit juga untuk mendongkrak penawaran ekspor.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan