Untuk ketiga kalinya, Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen. 

BI tengah dihadapkan pada pilihan dilematis. Di tengah jalan, komitmennya sejak awal 2025 untuk mendukung momentum pertumbuhan lewat kebijakan moneter sedang diuji.

Pelemahan rupiah diperkirakan terus berlanjut pada triwulan II-2025 hingga mencapai titik keseimbangan baru. Namun, masih terbuka ruang penguatan rupiah ke depan.

Sejak awal 2025, modal portofolio asing di pasar keuangan Indonesia mengalir keluar. Sebaliknya, modal portofolio domestik di luar negeri belakangan terus meningkat.

Pasar saham dan valas global kembali bereaksi menyusul pengumuman penundaan tarif impor yang akan dikenakan oleh AS. Akankah ini bertahan atau hanya sementara?

Rupiah terhadap dollar AS terus tertekan hingga mendekati Rp 17.000. Situasi ini mulai diantisipasi oleh industri perbankan karena berisiko terhadap kredit dan DPK.

BI akan terus memantau kondisi pasar, global maupun domestik, serta menjalankan berbagai langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.

Setelah 11 hari libur, Bank Indonesia kembali "buka warung" mulai hari Selasa (8/4/2025) ini. BI janji langsung intervensi untuk stabilisasi rupiah.