telekomunikasi
Peternakan Ponsel dan Klik, Bisnis Kontroversial yang Laris Selama Musim Kampanye
Seiring dengan populernya media sosial, tercipta pasar baru untuk profil digital yang terkurasi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F10%2F28%2Fbf773f2c-7b9e-4c36-a02d-c44ec70cd0dc_jpg.jpg)
Baliho para calon wali kota dan wakil wali kota Depok bertebaran di berbagai sudut kota. Salah satunya terlihat di kawasan Rangkapan Jaya Baru, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/10/2020). Pilkada Depok diikuti dua pasang kandidat yang diusung 16 partai politik.
Pekan lalu, di tengah hiruk-pikuk dinamika politik, warganet di X ramai membahas istilah ”peternakan ponsel” atau phone farming dan kaitannya dengan peran pendengung alias buzzer.
Phone farming ialah praktik kontroversial di bidang aplikasi seluler, tempat individu atau organisasi memanfaatkan beberapa telepon pintar atau perangkat serupa yang saling terhubung dalam jaringan untuk berinteraksi dengan aplikasi. Praktik seperti ini bisa dikendalikan dari jarak jauh sehingga memungkinkan pelaku untuk menyimulasikan tindakan organik pengguna manusia di media sosial.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Menyoal Peternakan Ponsel dan Klik".
Baca Epaper Kompas